Korea Utara tampak telah memulai kembali proyek pembangunan reaktor nuklir yang menghasilkan plutonium untuk senjata nuklir di fasilitas nuklir Yongbyon.
Menurut laporan terbaru yang dirilis pada tanggal 27 Agustus waktu setempat, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan terdeteksi indikasi operasi reaktor bertenaga 5 megawatt di Yongbyon, termasuk keluarnya air pengdingin sejak awal Juli 2021.
Untuk beberapa saat tertentu dalam periode Desember 2018-Juni 2021, reaktor nuklir itu dilaporkan sempat tidak beroperasi.
IAEA juga melaporkan bahwa fasilitas nuklir di Youngbyon telah memulai pekerjaan memproses ulang bahan bakar bekas untuk dapat digunakan dalam senjata nuklir.
Laporan terbaru itu menunjukkan bahwa periode operasi yang terdeteksi adalah lima bulan, sejak pertengahan Februari hingga awal Juli, sama dengan yang sebelumnya dikatakan oleh Korea Utara bahwa diperlukan waktu selama itu untuk melakukan proses ulang bahan bakar bekas.
The Wall Street Journal menilai pengoperasian kembali reaktor nulir tersebut akan menjadi tantangan baru bagi kebijakan luar negeri pemerintahan Biden, setelah penarikan dari Afganistan dan kebuntuan negosiasi dengan Iran untuk memulihkan kesepakatan nuklir.