Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan hingga hari Selasa (31/08) dini hari, tercatat sejumlah 1.372 tambahan kasus COVID-19, termasuk 1.333 kasus penularan lokal dan 39 kasus dari luar negeri. 

Jumlah kasus baru turun ke angka 1.300-an kasus untuk pertama kalinya dalam dua minggu terakhir, namun jumlah kasus harian COVID-19 di Korea Selatan telah tercatat di angka empat digit selama 56 hari berturut-turut.

Berdasarkan wilayah penularan, daerah ibu kota mencatatkan 944 kasus atau sebesar 70,8 persen dari kasus penularan lokal. Rasio tersebut melebihi angka 70 persen untuk pertama kalinya dalam 45 hari.

Hingga saat ini, jumlah penerima vaksin dosis pertama di Korea Selatan telah mencapai 56,5 persen, sementara jumlah orang yang telah menyelesaikan vaksinasi tercatat sebanyak 29,6 persen dari total populasi.

Tambahan vaksin atau booster shot untuk vaksin COVID-19 akan dimulai pada bulan Oktober mendatang. 

Anak-anak berusia 12-17 tahun dan wanita hamil yang dikecualikan dari vaksinasi COVID-19 hingga saat ini, juga akan dapat menerima vaksinasi mulai kuartal keempat tahun ini.

Sementara itu, sebuah serikat kerja yang mewakili para petugas kesehatan tampak akan melakukan aksi mogok kerja pada hari Kamis (02/09), setelah negosiasi terakhir yang berlangsung selam 14 jam bersama pemerintah gagal membuahkan hasil.

Dalam sebuah pernyataan publik pada hari Selasa (31/08), Menteri Kesehatan Kwon Deok-cheol mendesak serikat pekerja kesehatan untuk menahan diri dari rencana aksi mogok di tengah pandemi dan kembali bernegosiasi.

Pada hari Jumat (28/08), Serikat Pekerja Kesehatan dan Medis Korea (KHMU) melakukan pemungutan suara dan memutuskan melakukan aksi mogok kerja pada hari Kamis ( 02/09) untuk menuntut penambahan tenaga kerja, perbaikan kondisi, dan pendirian rumah sakit khusus penyakit menular.