Serikat tenaga kesehatan dan medis menyatakan pihaknya tetap akan melakukan aksi mogok kerja, apabila kesepakatan dengan pemerintah untuk menyediakan langkah penambahan petugas medis tidak berjalan lancar.
Ketua serikat kerja, Nah Sun-ja, menyatakan dalam sebuah jumpa pers bahwa sangat disayangkan Kemeneterian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan terus menyatakan kesulitan untuk menerima permintaan pihak petugas medis. Namun, pihaknya terus menuntut pelaksanaan lima tugas utama.
Jumpa pers tersebut diadakan satu jam setelah Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Kwon Deok-cheol mengeluarkan pernyataan publik untuk mendesak pihak serikat kerja agar tidak melakukan aksi mogok kerja.
Serikat kerja menuntut peningkatan dukungan dana pemerintah untuk perlengkapan layanan medis publik dan penyediaan standar terkait petugas medis di rumah sakit khusus perawatan COVID-19.
Ditambahkan pula, perlakuan terhadap para perawat tidak boleh ditunda agar pekerjaan mereka dapat berjalan dengan lancar, pembayaran biaya kerja di malam hari harus diterapkan di seluruh daerah, dan lain sebagainya.
Serikat kerja tersebut menekankan pihaknya akan terus berupaya untuk berkonsultasi dengan pemerintah hingga waktu pelaksanaan mogok kerja.
Pihaknya meminta kepada pemerintah dan partai berkuasa untuk melakukan peran aktif untuk menyediakan anggaran dan proses legislasi. Apabila permintaan itu tidak diterima, 80 ribu orang anggota serikat kerja terpaksa akan melakukan mogok kerja.
Sebelumnya, Menteri Kwon membuat pernyataan yang berisi bahwa kesepakatan antara kedua pihak gagal dicapai, dan meminta serikat pekerja untuk tidak melakukan mogok kerja dan memecahkan masalah melalui dialog.