Sejumlah wiraswasta Korea Selatan melakukan unjuk rasa dengan berkendara untuk menuntut penghapusan peraturan administrasi yang dituntut hanya kepada mereka saja dan meminta pemerintah mencerminkan pendapat mereka dalam pembuatan kebijakan Dengan COVID-19 atau With COVID-19.

Anggota Komite Penanggulangan Darurat Wiraswasta Korea berkumpul dengan menggunakan kendaraan di bagian ujung utara Jembatan Yanghwa di Seoul pada Rabu (08/09) pukul 23.00 dan berkeliling di jalanan sekitarnya sekitar satu jam.

Aksi unjuk rasa itu diadakan di sembilan daerah, termasuk Seoul. 

Kepolisian memperkirakan sekitar 120 unit kendaraan berpartisipasi dalam aksi demonstrasi di Seoul tersebut, sedangkan pihak demonstran mengatakan sekitar 2.000 unit kendaraan ikut serta dalam demonstrasi tersebut.

Para demonstran tidak turun dari kendaraan ataupun meneriakkan slogan-slogan, namun mengakibatkan kemacetan di sebagian jalan.

Mereka mengklaim peraturan pencegahan penyakit hanya konsisten diterapkan atas wiraswasta selama satu setengah tahun, walaupun rasio kasus positif COVID-19 di fasilitas umum hanya mencapai 20 persen dalam periode tersebut.

Dilanjutkan bahwa pihaknya tidak mampu lagi bertahan, di mana peraturan pencegahan penyakit membuat wiraswasta memiliki utang sebanyak 66 triliun won dalam satu setengah tahun terakhir dan sejumlah 453.000 toko telah tutup.

Sementara itu, pihak kepolisian dilaporkan akan melakukan investigasi terhadap penyelenggara dan peserta demonstrasi karena aturan jaga jarak sosial Level 4 yang saat ini berlaku melarang aksi demonstrasi massal kecuali demonstrasi satu orang.