Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Domestik

Korsel Laporkan 2.028 Kasus Harian COVID-19 pada 6 Oktober

Write: 2021-10-06 11:45:51Update: 2021-10-06 11:48:32

Korsel Laporkan 2.028 Kasus Harian COVID-19 pada 6 Oktober

Photo : YONHAP News

Jumlah kasus harian COVID-19 di Korea Selatan kembali tercatat di angka 2.000-an kasus dalam tiga hari terakhir.

Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan jumlah penambahan kasus harian baru COVID-19 di Korea Selatan tercatat mencapai 2.028 kasus pada Rabu (6/10) dini hari, termasuk 26 kasus yang berasal dari luar negeri.

Berdasarkan wilayah penularan, wilayah metropolitan Seoul mencatatkan sebanyak 75 persen dari total kasus penularan lokal, termasuk 685 kasus di Seoul, 680 kasus di Provinsi Gyeonggido, dan 130 kasus di Incheon.

Hingga saat ini, jumlah penerima vaksin dosis pertama di Korea Selatan telah mencapai 77,5 persen dan 90,1 persen orang dewasa berusia 18 tahun ke atas telah menerima suntikan vaksin dosis pertama.

Sementara jumlah orang yang telah menyelesaikan vaksinasi penuh telah melebihi 54,5 persen dari total populasi. Dilaporkan bahwa 88,1 persen dari kelompok usia 60 tahun ke atas dan 63,4 persen dari kelompok usia 18 tahun ke atas telah menyelesaikan vaksinasi.

Otoritas pencegahan penyakit mengatakan bahwa jumlah kasus terobosan (breakthrough infection) meningkat dengan cepat, sehingga tingkat vaksinasi yang tinggi saja tidaklah cukup.

Kasus terobosan tercatat 8,6 persen pada pekan pertama bulan Oktober, kemudian meningkat menjadi 20,8 persen pada pekan keempat.

Menurut pihak otoritas, sejak pembelajaran tatap muka di sekolah dimulai pada tanggal 6 September lalu, kasus positif di kalangan siswa meningkat, mencatatkan angka tertinggi di setiap kelompok usia, kecuali kelompok usia 18 tahun yang telah mendapatkan vaksinasi.

Sementara itu, pemerintah Korea Selatan menyatakan pihaknya sedang mengamankan obat oral COVID-19 buatan Merck Sharp & Dohme Amerika Serikat, yang diketahui hasil uji klinis fase ketiganya menunjukkan konsumsi obat tersebut mengurangi risiko rawat inap dan kematian hingga 50 persen.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >