Dana Moneter Internasional (IMF) merilis laporan proyeksinya, bahwa lonjakan inflasi di seluruh dunia akan mencapai puncaknya pada musim gugur tahun ini, sebelum beranjak stabil pada pertengahan tahun depan.
Pada perilisan Pandangan Ekonomi Dunia (World Economic Outlook) Rabu (6/10), IMF menyatakan bahwa puncak inflasi diproyeksikan akan tiba pada puncaknya di bulan-bulan terakhir 2021 dan akan kembali pada level stabil seperti masa sebelum pandemi di pertengahan 2022.
Perkiraan puncak inflasi IMF ini menyebutkan bahwa nilai inflasi di negara ekonomi maju akan berada di level tertinggi 3,6 persen pada musim gugur tahun ini dan akan turun hingga 2 persen pada pertengahan 2022
Adapun level puncak inflasi di negara-negara ekonomi berkembang diperkirakan akan mencapai titik tertinggi 6,8 persen sebelum turun ke angka 4 persen pada tahun depan.
Laporan pandangan IMF ini juga memproyeksikan bahwa kenaikan inflasi ini dapat berlangsung lebih lama dari perkiraan ini dengan variabel kenaikan harga perumahan dan keterbatasan suplai di negara maju dan kenaikan harga makanan dan penurunan nilai mata uang di negara berkembang.
IMF menerangkan bahwa kenaikan saat ini dipicu oleh permintaan dan akumulasi dana tabungan masyarakat akibat stimulus fiskal dan moneter; meningkatnya harga komoditas; serta disrupsi defisitnya rantai pasokan suplai global.