Pemerintah Korea Selatan mengeluarkan langkah untuk menstabilkan harga konsumen dalam pertemuan wakil menteri terkait kebijakan harga konsumen pada hari Selasa (02/11).
Wakil Pertama Menteri Strategi dan Keuangan Lee Eok-won menyatakan bahwa rasio kenaikan harga konsumen bulan Oktober sebesar 3,2 persen lebih besar daripada besaran kenaikan pada bulan September lalu.
Ditambahkan pula, kenaikan itu disebabkan oleh efek dasar kebijakan dukungan biaya telekomounikasi tahun lalu, sehingga apabila mencermati kenaikan harga konsumen dengan mengecualikan hal tersebut, maka harga konsumen hanya naik 0,1 persen saja.
Namun, ketidakpastian di bulan November tetap ada karena kenaikan harga minyak internasional.
Pemerintah menyediakan langkah lanjutan agar kebijakan penurunan pajak bahan bakar bisa segera diterapkan. Untuk itu, waktu pengoperasian stasiun pengisian bahan bakar diperpanjang agar minyak yang telah dipasok sebelum adanya kebijakan penurunan pajak bahan bakar tersebut dapat segera dihabiskan.
Selain itu, pemerintah membuat langkah untuk menurunkan harga hasil pertanian, peternakan dan perikanan.
Mulai akhir bulan November hingga awal Desember, pemerintah akan meningkatkan pasokan sayuran yang dibutuhkan dalam kegiatan pembuatan kimchi pada musim dingin atau Gimjang, seperti sawi putih, lobak, cabe, bawang putih, dan bahan lainnya, serta melakukan kegiatan diskon.
Wakil Menteri Lee mengatakan bahwa kenaikan harga minyak global tetap berlanjut, dan kenaikan harga konsumen yang terus meningkat di Amerika Serikat, China, negara-negara Eropa, serta negara lainnya menambah tekanan inflasi global.
Dikatakan bahwa pihaknya akan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mencegah penyebaran ekspektasi inflasi yang berlebihan.