Taman Kanak-Kanak dan sekolah-sekolah di seluruh Korea Selatan telah kembali ke pelajaran tatap muka secara penuh pada Senin (22/11) ini untuk pertama kalinya setelah dua tahun, di tengah melonjaknya kasus penularan COVID-19. 

Sementara pemerintah telah melonggarkan aturan jaga jarak sosial sejak 1 November, di bawah rencana transisi ke kehidupan normal tahap 1, kehadiran penuh di dalam kelas telah ditunda hingga ujian masuk perguruan tinggi nasional, yang diadakan pada Kamis (18/11) lalu, selesai.

Namun demikian, sekolah-sekolah yang penuh sesak di wilayah ibu kota diizinkan untuk menjalankan kelas-kelas secara fleksibel.

Di Seoul, kelas tatap muka dilakukan bagi tiga per empat murid di SD kelas 3 hingga 6, dua per tiga dari murid SMP dan SMA, sesuai dengan keinginan para murid dan anggota sekolah.

Para murid yang telah menyelesaikan vaksinasi dapat hadir di kelas secara langsung, bahkan jika salah satu anggota keluarganya sedang menjalani karantina mandiri. Para murid yang baru mendapatkan satu dosis vaksin COVID-19 atau belum divaksinasi diizinkan menghadiri kelas, jika menyerahkan hasil tes PCR negatif yang dilakukan dalam 48 jam sebelum masuk sekolah.
 
Jika salah satu anggota keluarga dinyatakan positif, maka murid tersebut dapat menghadiri kelas secara tatap muka dengan syarat murid tersebut telah divaksinasi penuh atau menyerahkan hasil tes PCR negatif dan tidak menunjukkan gejala terjangkit virus corona.

Kementerian Pendidikan mengharapkan sekitar 97 persen dari sekolah-sekolah di Seoul, Provinsi Gyeonggido, dan Incheon akan kembali melakukan pelajaran tatap muka.

Dengan lonjakan penularan virus di wilayah ibu kota, sejumlah sekitar 1.360 orang akan dikerahkan untuk membimbing dan memeriksa tindak pencegahan penyakit di sekolah-sekolah.