Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik, Mark Lambert, menyatakan tekad untuk meneruskan 'Kesepakatan Singapura' antara pemimpin Korea Utara dan AS serta mendesak Pyongyang untuk kembali duduk di meja perundingan.
Lambert, dalam sebuah acara perbincangan virtual yang diselenggarakan oleh Dewan Situasi Internasional Los Angeles pada Rabu (15/12) waktu setempat, mengatakan bahwa AS berfokus pada kerangka kerja yang ditawarkan dalam KTT Korea Utara dan AS di Singapura yang lalu, dan pencapaian perdamaian yang berkelanjutan di Semenanjung Korea melalui dialog dan kegiatan diplomasi.
Dilanjutkannya, AS bersedia untuk pergi ke mana saja guna berdialog dengan Korea Utara, namun sayangnya belum terdapat kemajuan apapun hingga saat ini, kemungkinan akibat pandemi COVID-19 atau hal lainnya.
'Kesepakatan Singapura' yang dicapai oleh pemimpin Korea Utara dan AS pada tahun 2018 mengandung upaya pembentukan hubungan baru antara Pyongyang dan Washington, perdamaian yang stabil di Semenanjung Korea, denuklirisasi lengkap, dan repatriasi kerangka jenazah prajurit yang berpartisipasi dalam Perang Korea.
Pemerintahan Biden sedang mendorong pemulihan dialog dengan Korea Utara berdasarkan 'Kesepakatan Singapura' tersebut, namun rezim komunis itu belum memberikan tanggapan.