Pada hari Senin (20/12), hari ketiga penerapan kembali aturan jaga jarak sosial yang diperketat, jumlah pasien kritis COVID-19 di Korea Selatan tetap berada di kisaran 900 kasus, dengan catatan sebanyak 997 kasus.
Angka di kisaran 900 kasus tersebut telah terus tercatat selama seminggu terakhir.
Pemerintah Korea Selatan menyatakan telah mengamankan penambahan sekitar 3.800 unit tempat tidur di Unit Perawatan Intensif (ICU), namun dilaporkan kapasitas tempat tidur kini telah hampir mencapai batasnya.
Pada pukul 17.00 hari Minggu (19/12) kemarin, 80,9 persen tempat tidur di ICU di seluruh negeri telah terisi.
Lebih dari lima ratus pasien COVID-19 yang sedang menunggu untuk dirawat inap di rumah sakit, kini sedang mejalani perawatan mandiri di rumah.
Pemerintah memutuskan untuk meningkatkan kemampuan tenaga medis untuk menangani COVID-19, termasuk dengan menambahkan tenaga kesehatan di rumah sakit nasional.
Adapun pemerintah akan mengoperasikan tim dukungan medis untuk menangani COVID-19 di lapangan, sehingga kekurangan tempat tidur di rumah sakit dapat segera dievaluasi dan langkah selanjutnya pun dapat diambil.
Tim pendukung itu akan dioperasikan di 17 kota dan provinsi di seluruh negeri.
Sementara itu, Korea Selatan mulai hari Senin (20/12) kembali membatasi jumlah murid yang menjalani pembelajaran tatap muka di sekolah di sekitar wilayah ibu kota Seoul akibat lonjakan kasus COVID-19.
Para pelajar di Taman Kanak-Kanak dan di SD kelas 1-2 tetap mengikuti pembelajaran secara tatap muka setiap hari, sedangkan bagi murid di SD kelas 3-6, hanya tiga perempat dari total kapasitas kelas diizinkan mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.
Sebanyak dua pertiga dari pelajar SMP dan SMA diizinkan mengikuti pembelajaran secara tatap muka setiap hari, dan siswa lainnya akan melakukan pembelajaran secara daring.