Kantor Berita Kyodo dan Stasiun Penyiaran NHK melaporkan bahwa Tokyo Electric Power Company (TEPCO) mengajukan pemeriksaan untuk rencana pelaksanaan pembuangan air yang terkontaminasi zat radioaktif dari PLTN Fukushima I kepada Komisi Regulasi Tenaga Nuklir Jepang pada hari Selasa (21/12).
TEPCO yang mengoperasikan PLTN Fukushima I menyimpan air yang terkontaminasi zat radioaktif di dalam tangki setelah melalui proses pembersihan, sejak terjadinya insiden ledakan di PLTN tersebut akibat gempa bumi besar yang melanda Jepang pada tahun 2011 lalu.
Walaupun telah melewati proses pembersihan, zat radioaktif yang disebut tritium di dalam air tersebut tidak disaring.
Pemerintah Jepang mengumumkan pada bulan April lalu bahwa pihaknya akan membuang air yang terkontaminasi itu setelah menurunkan kadar zat di dalam air terkontaminasi tersebut mulai musim semi tahun 2023 mendatang.
Untuk membuang air yang terkontaminasi itu, TEPCO membuat terowongan bawah laut sepanjang 1 km, dan harus mendapatkan izin dari Komisi Regulasi Tenaga Nuklir Jepang serta menyediakan langkah kompensasi untuk pihak terkait, membangun fasilitas yang dibutuhkan, dan sebagainya.
Sementara itu, negara-negara di sekitar Jepang, termasuk Korea Selatan dan China, menyatakan keprihatinan besar atas kerugian yang akan diakibatkan dari pembuangan air yang terkontaminasi zat radioaktif tersebut.