Jumlah pasien COVID-19 dengan gejala berat dan kritis di Korea Selatan tetap berada di level tinggi dengan catatan 1.000 kasus selama dua minggu berturut-turut.
Menurut otoritas kesehatan Korea Selatan, hingga Senin (03/01) dini hari, jumlah pasien kritis berkurang 9 orang, sehingga jumlah total pasien dengan gejala berat dan kritis menjadi 1.015 orang.
Jumlah kasus kematian meningkat 36 kasus dan jumlah total kasus kematian telah tercatat sebanyak 5.730 kasus.
Hingga Senin (03/01) dini hari, Korea Selatan melaporkan penambahan kasus baru COVID-19 sebanyak 3.129 kasus, termasuk di antaranya 2.999 kasus penularan lokal.
Sementara itu, Korea Selatan mengonfirmasi kasus kematian pertama akibat varian baru COVID-19 Omicron.
Pasien meninggal dunia yang terkena virus corona varian micron itu adalah seorang wanita berusia 90-an tahun yang sempat dirawat di sebuah rumah sakit bagi warga lanjut usia di Kota Gwangju pada 27 Desember lalu.
Pemerintah Korea Selatan memperpanjang aturan jaga jarak sosial selama dua minggu ke depan di tengah lonjakan kasus COVID-19 dan varian Omicron, mulai hari Senin (03/01) hingga 16 Januari mendatang.
Aturan itu melarang perkumpulan lebih dari empat orang serta jam operasional restoran, kafe dan bar ditetapkan hingga pukul 21.00 waktu setempat. Adapun untuk bioskop dan warnet dapat beroperasi hingga pukul 22.00.
Mulai hari Senin (03/01), warga yang belum mendapatkan vaksinasi dilarang masuk ke department store dan toko ritel besar berukuran lebih dari 3.000 meter persegi.
Di fasilitas-fasilitas umum tersebut, pengguna harus menunjukkan sertifikat vaksinasi atau hasil tes PCR negatif. Demi menghindari kekacauan, aturan baru tersebut akan mulai diberlakukan sepenuhnya pada 10 Januari mendatang.
Warga yang belum divaksinasi hanya diizinkan untuk makan sendirian di rumah makan atau kafe.