Pemerintah Korea Selatan memperkirakan situasi Ukraina tidak akan berpengaruh langsung pada kondisi ekonomi Korea Selatan.
Namun, dikhwatirkan kondisi tersebut dapat meningkatkan fluktuasi di pasar keuangan seiring kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat, dan juga terdapat kemungkinan gangguan kondisi ekonomi dunia dalam jangka panjang.
Pemerintah Korea Selatan menggelar rapat satuan tugas pengelolaan isu Ukraina yang dipimpin oleh Wakil Pertama Menteri untuk Strategi dan Keuangan Lee Eok-won pada hari Jumat (04/02) di Seoul.
Lee mengatakan bahwa ketegangan di Ukraina cukup tinggi, namun pengaruhnya sangat terbatas pada ekonomi Korea Selatan, termasuk pada pasar keuangan Korea Selatan.
Ditambahkan pula, nilai ekspor dari Rusia dan negara anggota Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) pada bulan Januari lalu meningkat 27,7 persen dan pengaruh krisis Ukraina tidak ada dalam jangka pendek, jika dilihat dari volume perdagangan Korea Selatan dengan Rusia dan Ukraina.
Ekspor dan impor Korea Selatan dengan Rusia mencapai 1,5 persen dan 2,8 persen secara berurutan, serta ekspor dan impor Korea Selatan dengan Ukraina hanya mencapai 0,1 persen.
Namun, Lee mengatakan bahwa masih ada keprihatinan terkait kenaikan harga energi dan gangguan rantai pasokan karena pasokan dari Ukraina di sektor biji-bijian dan energi cukup tinggi di pasar global.
Akibatnya, hal tersebut bisa meningkatkan fluktuasi di pasar keuangan seiring kenaikan suku bunga acuan AS, dan penurunan perdagangan global akibat ketidakstabilan situasi yang ada.
Menghadapi situasi tersebut, pemerintah akan menyediakan langkah untuk menstabilkan pasokan dan melakukan pemantauan bahan baku di bidang energi.