Gunung berapi Anak Krakatau di Indonesia akhir-akhir ini kembali menunjukkan tanda-tanda aktivitas yang tinggi mengindikasikan kemungkinan letusan skala besar, sehingga peringatan telah dikeluarkan bagi para penduduk di wilayah pesisir.
Letusan Gunung Krakatau pada tahun 2018 menelan banyak korban jiwa, dengan sekitar 400 orang meninggal dunia akibat tsunami yang terjadi akibat dampak dari letusan gunung berapi tersebut.
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Indonesia, telah terdeteksi letusan Gunung Anak Krakatau yang terletak di Rakata, Selat Sunda, selama tiga hari berturut-turut mulai tanggal 4 hingga 6 Februari.
Pihak berwenang mengatakan bahwa gempa dari gunung Anak Krakatau telah aktif sejak 16 Januari lalu dan menyemburkan kolom abu. Akibatnya akses dalam jarak 2 kilometer dari kawah gunung berapi Anak Krakatau saat ini dilarang.
Pihaknya juga menilai aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau dapat menghasilkan letusan besar dan pihaknya telag mengeluarkan peringatan siaga bagi para penduduk di wilayah pesisir, termasuk Anyar di Provinsi Banten.
Adapun peringatan tsunami yang mungkin terjadi akibat letusan dahsyat juga dikeluarkan untuk kapal-kapal yang berlayar melalui Selat Sunda.