Di tengah kenaikan harga minyak global akibat berlanjutnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina, pemerintah Korea Selatan kini tengah meninjau kemungkinan perpanjangan pemangkasan pajak minyak.  

Kementerian Perdagangan, Perindustrian, dan Sumber Daya Korea Selatan pada hari Rabu (09/02) menggelar sebuah pertemuan gabungan dengan lembaga dan perusahaan di bidang energi untuk membahas rencana penanganan pasokan minyak dalam menghadapi keadaan darurat. 

Wakil Menteri Perdagangan, Perindustrian dan Sumber Daya, Park Ki-young, mengatakan pihaknya akan melanjutkan diskusi dengan kementerian lainnya untuk mengurangi beban publik, termasuk perpanjangan waktu insentif perpajakan yang dijadwalkan akan berakhir pada April mendatang. 

Dalam pertemuan tersebut juga dibahas rencana pasokan minyak darurat, seperti rencana pelepasan cadangan minyak.

Dengan munculnya risiko geografis di sekitar Ukraina, harga minyak mentah Brent melonjak menjadi 92,69 dolar AS pada Selasa (08/02) kemarin, meningkat tajam sebesar 34,5 persen dibandingkan harga pada tanggal 1 Desember lalu. 

Terlebih lagi, beberapa bank investasi global memperkirakan harga tersebut akan dapat segera mencapai 100 dolar AS. 

Dalam pertemuan tersebut, industri pengilangan minyak menjelaskan bahwa meskipun sekitar 5,6% dari volume domestik berasal dari Rusia, namun tetap tidak ada gangguan pada pasokan dan permintaan minyak domestik.