Komisi Perdagangan Adil meninjau pemberian persetujuan untuk penggabungan dua maskapai penerbangan terbesar di Korea Selatan, Korean Air dan Asiana Airlines.

Mempertimbangkan isi laporan evaluasi Komisi Perdagangan Adil (FTC), penggabungan kedua perusahaan kemungkinan besar akan menghasilkan kesimpulan 'persetujuan bersyarat'. 

Sebuah laporan evaluasi FTC yang disampaikan di rapat umum pada Desember lalu menyarankan agar kondisi tertentu diterapkan. Langkah-langkah yang diusulkan termasuk perusahaan maskapai penerbangan tersebut untuk redistribusi hak transportasi atau hak operasi yang dialokasikan oleh pemerintah untuk maskapai penerbangan demi mengurangi kekhawatiran monopoli.

Kedua maskapai dilaporkan telah menyerahkan tanggapan mereka mengenai laporan tersebut pada akhir bulan lalu dan tampak Korean Air tidak menentang arah ketentuan yang diajukan oleh Komisi Perdagangan Adil, tetapi telah menyatakan pendapatnya bahwa sulit untuk menerima semua ketentuan yang diminta.

Bahkan setelah FTC memberikan lampu hijau, merger dapat saja gagal dilakukan jika regulator anti-monopoli dari enam negara lain, termasuk AS, China, dan Jepang, tidak menyetujui penggabungan tersebut. Dilaporkan hingga sat ini, lima negara telah memberikan lampu hijau.

Pada November 2020, Korean Air menandatangani kesepakatan senilai 1,8 triliun won untuk mengakuisi saham mayoritas di Asiana. Penggabungan ini diharapkan akan menciptakan maskapai penerbangan terbesar kesepuluh di dunia berdasarkan ukuran armada.