Pemerintah Korea Selatan menyatakan bahwa permintaan domestik turut dipengaruhi oleh perkembangan penyebaran COVID-19 varian Omicron. Adapun ketidakpastian kondisi ekonomi pun semakin meningkat akibat gangguan jaringan pasokan, peningkatan inflasi, dan beberapa faktor lainnya. 

Kementerian Strategi dan Keuangan Korea Selatan pun menyatakan,  walaupun kondisi ekspor dan pasar tenaga kerja membaik secara drastis, namun penyebaran Omicron dikhawatirkan akan berpengaruh buruk pada permintaan domestik.

Ekspor Korea Selatan pada Januari 2022 mengalami kenaikan 15,2 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, adapun jumlah pekerja pada Januari pun bertambah 1.135.000 orang. 

Meski demikian, produksi di bidang jasa dan investasi untuk infrastruktur mengalami penurunan 0,4 persen pada Desember akhir tahun lalu. Padahal produksi di bidang pertambangan, penjualan eceran, investasi di bidang konstruksi mengalami kenaikan. 

Sentimen konsumen pada Januari 2022 juga naik 0,6 persen dibandingkan bulan sebelumnya, namun sentimen perusahaan menurun sebesar 5 poin. 

Harga konsumen bulan lalu naik 3,6 persen dibandingkan setahun sebelumnya, sedangkan harga komoditi pokok naik 3 persen. 

Pemerintah Korsel menjelaskan, bahwa ketidakpastian ekonomi akan semakin meningkat akibat perubahan di pasar keuangan, bahan baku, kebijakan moneter dari negara utama, dan lainnya. 

Akibatnya, harga nilai saham pun menurun, meski suku bunga untuk obligasi pemerintah dan nilai tukar mata uang won terhadap dolar Amerika naik akibat risiko geopolitik, perubahan kebijakan moneter dari AS, dan lainnya. 

Pemerintah Korsel akan berkonsentrasi untuk menurunkan kerugian, memulihkan kondisi ekonomi, menghadapi penyebaran COVID-19, dan beberapa tantangan lainnya sambil menstabilkan kehidupan masyarakat dengan terlebih dahulu memeriksa risiko baik dari dalam maupun luar negeri.