Pelapor khusus baru PBB untuk masalah Hak Asasi Manusia Korea Utara, Tomas Ojea Quintana bertemu dengan para anggota keluarga korban yang tewas di tangan Korea Utara.
Semisal, Quintana bertemu dengan kakak laki-laki dari korban yang tewas oleh militer Korea Utara di Laut Barat pada September 2020 lalu.
Kakak laki-laki korban tersebut pun menyampaikan surat petisi agar PBB dan dunia internasional melakukan penyelidikan, terkait pelanggaran HAM terhadap Korea Selatan dan Korea Utara demi tegaknya ketertiban hukum internasional.
Pelapor Quintana juga bertemu dengan wakil kelompok keluarga korban penculikan Korean Air oleh Korea Utara pada tahun 1969 lalu.
Wakil kelompok keluarga korban tersebut meminta kepada pemerintah Korea Utara untuk melepaskan penahanan orang-orang yang diculik dan mengembalikan mereka ke sisi keluarganya di Korea Selatan.
Selain itu, Pelapor Quintana juga bertemu dengan Asosiasi Keluarga Korban Penculikan saat Perang Korea.
Asosiasi tersebut menyatakan bahwa masih ada sekitar 100 ribu orang di Korea Selatan yang merasakan kesengsaraan akibat tidak memiliki kabar terkait keluarga yang diculik Korea Utara semasa perang.
Asosiasi itu kemudian meminta pelapor Quintana agar mengusulkan masalah tersebut dalam laporan yang akan diserahkan kepada Dewan HAM PBB.
Selain itu pada Jumat (18/02), pelapor Quintana juga membuka rapat terkait kerja sama internasional guna memperbaiki situasi HAM Korea Utara, sebelum lanjut mengunjungi wilayah perbatasan pada Sabtu (19/02), dan membuka jumpa pers terkait hasil kunjungannya ke Korea Selatan pada Rabu (23/02) mendatang.
Kunjungan pelapor Quintana ke Korea Selatan ini merupakan kali ketujuh sejak masa jabatannya dimulai pada 2016 lalu.