Amerika Serikat dan Rusia saling melontarkan serangan verbal dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB yang digelar pada malam hari Senin (21/2) kemarin.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pasukan Rusia di Ukraina sebagai pasukan penjagaan perdamaian, namun pihaknya mengetahui siapa mereka sebenarnya.
Ditambahakn pula, tidak ada alasan bagi serangan Rusia atas kedaulatan dan wilayah Ukraina.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzia membantah kritikan komunitas negara Barat tersebut, dan mengklaim legitimasi penempatan pasukan penjagaan perdamaian Rusia di Ukraina.
Dia menyatakan bahwa pasukan Ukraina harus menghentikan serangan terhadap LPR dan DPR, dan negara-negara Barat juga tidak boleh membuat situasi di Ukraina semakin memburuk.
Negara anggota DK PBB dari negara Barat setuju dengan pernyataan AS, dan seorang pejabat urusan politik dari PBB menyatakan pihaknya menyesalkan perintah Rusia untuk menempatkan pasukannya di wilayah timur Ukraina dengan alasan tugas penjagaan perdamaian.
Sementara negara sahabat Rusia, China, hanya mengeluarkan pernyataan bahwa semua pihak terkait harus menahan diri dan tidak melakukan tindakan apapun yang dapat meningkatkan ketegangan.
Rapat tersebut digelar oleh delapan negara anggota DK PBB atas permintaan Ukraina.
Namun, Rusia adalah negara anggota tetap DK PBB yang memiliki hak veto dan merupakan presiden DK PBB pada bulan Februari ini, sehingga diperkirakan tidak akan ada langkah lanjutan yang akan diambil oleh DK PBB.