Diplomat tinggi Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) mengadakan pembicaraan melalui telepon untuk mendiskusikan konflik bersenjata di Ukraina dan masalah Semenanjung Korea.
Menurut Kementerian Luar Negeri di Seoul, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chung Eui-yong dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan pembicaraan melalui telepon pada hari Sabtu (26/02).
Pembicaraan telepon tersebut dilaksanakan dua minggu setelah kedua menteri menggelar pertemuan bilateral di Hawaii, AS, pada 12 Februari.
Pihak kementerian mengatakan bahwa keduanya mengecam Rusia atas serangannya ke Ukraina yang melanggar hukum internasional, dan mendesak Rusia untuk segera menghentikan invasi terhadap Ukraina.
Adapun, keduanya juga kembali memastikan komitemen kuat untuk mendukung kedaulatan dan integritas teritorial, serta kemerdekaan Ukaina.
Bersama dengan itu, Korea Selatan berkomitemen untuk mengambil langkah melalui koordinasi bersama masyarakat internasional sesuai dengan perkembangan situasi di Ukraina. Blinken menanggapi dengan menyampaikan terima kasih atas komitmen Korea Selatan tersebut.
Selain itu, menurut pihak kementerian, kedua menteri juga bertukar pandangan mengenai perkembangan politik di seputar Semenanjung Korea akhir-akhir ini.
Chung dan Blinken sepakat bahwa berdasarkan strategi dalam menghadapi Korea Utara yang telah diatur, Korea Selatan dan AS akan melanjutkan upaya untuk mewujudkan denuklirasai dan perdamaian permanen di Semenanjung Korea.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri AS merilis siaran pers yang mengatakan bahwa Blinken dan Chung telah berdiskusi mengenai sanksi tamahan terkeras bagi Rusia yang sebelumnya diumumkan oleh Presiden Biden.
Dikatakan pula bahwa kedua menteri menghimbau pentingnya agar masyarakat dunia bersama-sama menanggapi krisis Ukraina, dengan menyerukan kepada Rusia untuk menghentikan pertempuran.
Sementara itu, Menteri Perindustrian, Perdagangan dan Sumber daya Korea Selatan Moon Seung-wook mengadakan pertemuan secara virtual dengan Menteri Energi AS Jennifer Granholm pada hari Sabtu (26/02).
Kedua menteri sepakat untuk secara aktif bersama dengan negara-negara lain untuk melepaskan cadangan minyak guna meamastikan ketersediaan pasokan minyak global, sebagai bagian dari tanggapan terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Keduanya juga sepakat akan melakukan kerja sama erat dengan negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) untuk memaksimalkan dampak pelepasan cadangan minyak demi membantu menstabilkan pasar energi global.