Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chung Eui-yong mengadakan pembicaraan secara virtual dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada hari Senin (28/02) kemarin untuk bertukar pandangan mengenai hubungan kedua negara, masalah Semenanjung Korea, situasi Ukraina, dan isu lainnya.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengungkapkan bahwa kedua menteri menyambut peringatan genap 30 tahun jalinan hubungan diplomatik kedua negara pada tahun ini dan berjanji akan mengembangkan hubungan secara lebih sehat dan konstruktif di masa depan.
Khususnya, keduanya sepakat untuk melakukan kerja sama nyata di berbagai bidang meliputi manajemen rantai pasokan bahan baku, pertukaran konten budaya, masalah lingkungan, dan sebagainya.
Selain itu, kedua menteri juga membahas masalah keamanan di Semenanjung Korea dan langkah untuk menarik Korea Utara ke meja perundingan dalam waktu dekat.
Mereka juga bertukar pandangan mengenai situasi di Ukraina, pendaftaran Tambang Sado oleh Jepang sebagai Warisan Dunia UNESCO, pembuangan air terkontaminasi radiasi nuklir dari PLTN Fukushima oleh Jepang ke laut, serta isu lain.
Namun, kedua menteri menunjukkan sedikit perbedaan pandangan terkait situasi di Ukraina.
Menurut Menteri Chung, pengerahan kekuatan bersenjata oleh Rusia ke Ukraina yang mengakibatkan korban jiwa tidak dapat dibenarkan, serta kedaulatan, kemerdekaan, dan perlindungan wilayah teritorial Ukraina harus dijaga.
Menteri Wang Yi menyatakan bahwa prinsip dan tujuan Piagam PBB harus dijaga, selain kekhwatiran rasioal dari masing-masing negara mengenai keamanan.
Ditambahkan pula, China sebagai negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB mendukung upaya diplomatik untuk penyelesaian situasi di Ukraina secara damai dan akan melakukan peran yang konstruktif.
Pembicaraan secara virtual antara Menteri Luar Negeri Korea Selatan dan China itu dilaksanakan 4 bulan setelah KTT G20 pada bulan Oktober tahun lalu.