Pemerintah Korea Selatan memberikan dukungan keuangan darurat senilai 2 triliun won bagi perusahaan-perusahaan yang mengalami kerugian akibat sanksi internasional terhadap Rusia akibat invasi ke Ukraina.
Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Sumber Daya mengatakan pada hari Jumat (04/03) bahwa pihakya menyediakan langkah tersebut untuk meminimalkan kerugian perusahaan-perusahaan Korea Selatan.
Terlebih dahulu, otoritas keuangan dan Badan Asuransi Perdagangan Korea Selatan akan memberikan dukungan untuk peningkatan likuiditas, penyediaan berbagai jalur ekspor, serta lainnya bagi perusahaan eksportir dan perusahaan Korea Selatan di Rusia.
Otoritas keuangan Korea Selatan akan mengoperasikan progran dukungan keuangan darurat sebesar 2 triliun won tersebut.
Badan Asuransi Perdagangan Korea Selatan akan memberikan dukungan dari segi jaminan kredit ekspor, pembebasan komisi untuk investigasi kredit perusahaan luar negeri, konsultasi untuk impor dan ekspor, urusan hukum, akuntasi, dan lainnya.
Selain itu, dilaporkan juga penetapan sejumlah bahan baku yang berisiko tinggi dari segi pasokan, seperti aluminium dan platinum, sebagai produk yang akan mendapatkan dukungan asuransi impor.
Badan Keamanan Perdagangan dan Industri Korea Selatan (KOSTI) memberi bantuan kepada perusahaan-perusahaan terkait penerapan Aturan Produk Asing Langsung (FDPR) di tujuh bidang yang meliputi komputer, telekomunikasi, keamanan informasi, sensor, laser, dan lainnya.
Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Sumber Daya juga menguatkan dukungan layanan terkait situasi Rusia dan Ukraina dengan menyediakan tenaga kerja yang memiliki kemampuan berbahasa Rusia dan Ukraina untuk konsultasi perusahaan.
Sementara itu, Badan Promosi Perdagangan dan Investasi Korea (KOTRA) memberikan dukungan biaya hingga sebesar maksimal 70 persen untuk penyimpanan dan pengangkutan kargo jalur darat yang terpaksa tertahan di negara-negara sekitar Rusia dan Ukraina.