Bank Sentral Korea (BOK) menilai siklus keuangan domestik cepat meluas, sebagian besar karena dampak likuiditas dan perubahan harga aset pribadi, termasuk real estat.
Menurut BOK dalam laporan terbaru pada hari Rabu (09/03), siklus keuangan merujuk pada sebuah siklus variasi komprehensif melalui interaksi antara atribut-atribut aset, kecenderungan pengambilan risiko entitas ekonomi, dan karakteristik utang.
Laporan tersebut mengevaluasi bahwa Korea Selatan telah mengalami enam putaran siklus serupa sejak 1981, dan memasuki siklus ketujuh di tahun 2018, yang dipercepat sejak pandemi COVID-19.
Celah kredit riil, yang membantu memperkirakan kedalaman siklus, tercatat sebesar 5,1 persen pada kuartal ketiga tahun lalu, melebihi 3,4 dan 4,9 persen dari kredit tahun 2002 dan krisis keuangan 2008 secara berurutan.
Namun demikian, BOK menilai celah antara keuangan dan siklus ekonomi riil semakin melebar sejak pandemi COVID-19. Kredit individu, dibagi dengan pendapatan domestik bruto (GDP), melonjak 26,5 persen poin sejak kuartal keempat 2019 hingga kuartal keempat 2021.