Pemerintah Korea Selatan telah melansir hasil pemeriksaan bahwa kualitas beton yang buruk serta aktivitas perubahan struktur tanpa notifikasi menjadi penyebab ambruknya gedung apartemen di Barat Daya Gwangju awal tahun ini yang menelan enam korban jiwa.

Hasil penyelidikan ini dirilis pada Senin (13/03) oleh Komite Penyelidik di bawah Kementerian Transportasi Korsel yang ditugaskan menginvestigasi runtuhnya gedung naas tersebut.

Komite Penyelidik ini menyebut bahwa pembangunan lantai 39 dan sistem pendukung apartemen lainnya dilakukan keluar dari cetak biru gedung apartemen dan dilakukan tanpa notifikasi terlebih dahulu.

Komite ini juga menyebutkan bahwa beton yang digunakan pada pembangunan apartemen ini berada di bawah standar kekuatan spesifik beton yakni 85 persen. Ketua Komite, Kim Kyu-yong menyebutkan bahwa terlalu banyak air yang digunakan saat proses pencampuran dan pengecoran beton.

Selain itu komite ini juga menyebut bahwa kekuatan beton yang tak layak menyebabkan keamanan dan keselamatan gedung apartemen.

Komite Penyelidik juga menemukan bahwa supervisor pembangunan gedung apartemen ini juga dinilai gagal bekerjasama dengan para insinyur terkait saat mengubah cetak biru gedung apartemen.