Kepala Staf Gabungn (JCS) Korea Selatan mengkonfirmasi bahwa Korea Utara kembali menembakkan proyektil yang tak teridentifikasi dari wilayah Sunan, Pyongyang pada Rabu (16/03) pukul 09.30 waktu setempat.
Peluncuran proyektil tersebut terjadi di tengah otoritas militer Korea Selatan dan Amerika Serikat terus memantau dengan cermat pergerakan rudal dari Korea Utara.
Namun militer Korea Selatan menduga rudal tersebut tampaknya gagal sesaat setelah diluncurkan.
Korea Selatan dan AS sendiri tengah menganalisis bersama apakah kegagalan itu dipicu oleh ledakan atau kecelakaan, berdasarkan karakteristik momen penerbangan awal proyektil itu menggunakan aset informasi kedua negara.
Seorang pejabat JCS membeberkan bahwa hingga saat ini, telah diyakini bahwa sejak tahap awal, rudal tersebut telah gagal untuk mencapai ketinggian tertentu.
Militer Korea Selatan juga tengah fokus pada kemungkinan Korea Utara akan kembali menguji coba sistem rudal balistik antar-benua (ICBM) dari wilayah Sunan, yang menjadi lokasi pelucuran rudal pada 27 Februari dan 5 Maret.
Korea Utara sendiri telah mengklaim bahwa uji coba tersebut bertujuan untuk mengembangkan satelit pengintai.
Meski demikian, Korea Selatan dan AS telah menyimpulkan bahwa kedua peluncuran tersebut sebenarnya adalah uji coba kemampuan sistem ICBM jarak penuh.
JCS turut menyampaikan bahwa JCS telah mengamati indikasi penembakan rudal Korea Utara sejak Rabu (16/03) pagi dan akan meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi kemungkingan tembakan lebih lanjut.