Pemerintah Korea Selatan berpendapat bahwa kondisi permintaan domestik Korea Selatan tengah dipengaruhi oleh penyebaran varian omicron, adapun ketidakpastian ekonomi juga semakin meningkat akibat gangguan jaringan pasokan dan inflasi.
Kementerian Strategi dan Keuangan menyatakan hal ini pada Jumat (18/03) bahwa kondisi ekonomi Korea Selatan masih membaik dengan peningkatan perekrutan tenaga kerja dan perbaikan kondisi ekspor, namun permintaan domestik terbatasi akibat penyebaran Omicron.
Jumlah pekerja pada bulan lalu meningkat 1.037.000 orang dibandingkan satu tahun sebelumnya, sehingga menunjukkan peningkatan lebih dari 1 juta pekerja selama dua bulan berturut-turut. Rasio pengangguran juga menurun 1,5 persen dibandingkan satu tahun sebelumnya.
Ekspor bulan lalu naik 20,6 persen, khususnya pada bidang semikonduktor dan produk petroleum.
Walaupun produksi bidang pertambangan, investasi infrastrktur dan pembangunan meningkat, namun produksi di bidang jasa dan penjualan eceran mengalami penurunan.
Sentimen konsumen bulan lalu pun turun 1,3 poin hingga mencapai 103,1 poin.
Harga konsumen bulan lalu naik 3,7 persen dibandingkan satu tahun lalu, dan harga produk pokok yang menunjukkan perubahan harga konsumen naik 3,2 persen.
Pemerintah memprediksi bahwa serangan Rusia ke Ukraina telah menimbulkan gangguan jaringan pasokan dan inflasi, sehingga fluktuasi di bidang bahan baku dan pasar keuangan semakin meningkat.
Oleh sebab itu pemerintah akan berupaya untuk mengatur harga konsumen dan menstabilkan kehidupan masyarakat sembari memeriksa risiko baik di dalam maupun di luar negeri agar meminimalkan pengaruhnya terhadap ekonomi Korea Selatan.
Selain itu, pemeirntah akan menangani kerugian akibat penyebaran omicron melalui pelaksanaan anggaran belanja negara tambahan dan juga mendukung berbagai kebijakan untuk memulihkan kondisi ekonomi.