Dengan dimulainya kembali uji coba peluncuran rudal balistik antar-benua (ICBM) Korea Utara, diperkirakan bahwa Korea Utara telah selesai dengan fase negosiasi bersama Korea Selatan dan Amerika Serikat, dan kembali mempertunjukkan kekuatan bersenjatanya kepada masyarakat internasional. 

Sejak bulan Januari lalu, Korea Utara berfokus pada pengembangan senjata baru, termasuk rudal hipersonik, sejalan dengan rencana penguatan kemampuan pertahanannya.

Peluncuran ICBM kali ini dinilai sebagai promosi aktif pengembangan kemampuan nuklir Korea Utara menjelang hari-hari peringatan penting di Korea Utara, seperti peringatan 10 tahun pengangkatan Kim Jong-un sebagai Sekretaris Umum Partai Buruh Korea Utara, peringatan hari ulang tahun mendiang Kim Il-sung, dan peringatan 90 tahun pendirian Tentara Rakyat Korea. 

Dianalisis bahwa kondisi di dalam negeri Korea Selatan dan global yang kacau saat ini mempengaruhi pemilihan waktu peluncuran ICBM Korea Utara. 

Ini menunjukkan niat Korea Utara untuk memimpin hubungan antar-Korea dengan mempertimbangkan masa pergantian rezim di Korea Selatan dan intensitas respons pemerintahan yang baru.

Di samping itu, AS saat ini sedang berkonsentrasi pada Ukraina yang sedang diinvasi Rusia. 

Baru-baru ini, persiapan untuk parade militer skala besar dideteksi di wilayah Pyongyang. Hal ini pun meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi ketegangan militer di Semenanjung Korea menjelang pelantikan pemerintahan baru Korea Selatan.