Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah membahas kemungkinan untuk mengeluarkan pernyataan pers yang mengecam peluncuran rudal balistik antar-benua (ICBM) Korea Utara terbaru, namun gagal mencapai sebuah kesimpulan akibat penentangan dari China dan Rusia.
Sebelumnya, Dewan Keamanan (DK) PBB telah menggelar rapat umum untuk membahas peluncuran ICBM jenis baru yang diluncurkan Korea Utara baru-baru ini.
Dalam rapat terbuka yang diadakan di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat (AS), sebagian besar negara anggota menyatakan bahwa uji coba peluncuran ICBM merupakan pelanggaran nyata resolusi DK PBB.
Duta Besar Amerika Serikat (AS) Linda Thomas-Greenfield mengindikasikan uji coba terbaru tersebut sebagai ancaman serius terhadap upaya non-proliferasi dan perlucutan senjata nuklir di tengah komunitas internasional. Ia mengatakan bahwa DK PBB harus bersatu untuk mengirimkan pesan yang tegas kepada Korea Utara untuk kembali ke meja perundingan.
Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun, sebagai tanggapannya mengatakan bahwa Korea Utara melanggar moratorium uji coba ICBM karena AS tidak menepati janjinya kepada Pyongyang, seperti penghentian latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan AS.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Anna Evstigneeva, juga menyampaikan tanggapannya dengan mengatakan bahwa AS dan Korea Utara bertanggung-jawab atas tidak adanya kemajuan dalam pembicaraan denuklirisasi.
Rapat itu kemudian dilanjutkan secara tertutup untuk membahas sebuah pernyataan bersama, tetapi China dan Rusia menyatakan penentangannya.
Thomas-Greenfield menyerukan seluruh anggota negara PBB untuk tidak mengabaikan pelanggaran Korea Utara dan turut menesak Korea Utara untuk menghentikan program senjata nuklirnya.