Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Sumber Daya Korea Selatan mengumumkan nilai ekspor pada bulan Maret mencapai titik tertinggi dengan catatan 63,48 miliar dolar AS.
Angka tersebut merupakan yang paling tinggi sejak data statistik serupa dikumpulkan pada tahun 1956.
Ekspor Korea Selatan terus membukukan kenaikan selama 17 bulan berturut-turut sejak bulan November tahun 2020.
Ekspor semikonduktor tercatat sebesar 13,1 miliar dolar AS, dan ekspor produk petrokimia juga menyentuh 5,4 miliar dolar AS.
Industri-industri tradisional utama, meliputi telekomunikasi nirkabel, display, dan baja, berjalan baik, dan pertumbuhan ekspor di bidang baru, termasuk bioteknologi, juga meningkat drastis.
Sementara itu, nilai impor juga tercatat yang paling tinggi akibat kenaikan harga bahan baku internasional dan peningkatan impor bahan setengah jadi.
Nilai impor bulan Maret tercatat sebesar 63,62 miliar dolar AS, sehingga neraca perdagangan mencatatkan defisit sebesar 140 juta dolar AS.
Khususnya, impor minyak bumi, gas, dan batu bara meningkat dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sehingga mengakibatkan kenaikan jumlah impor.
Pemerintah mengatakan bahwa ketidakpastian dalam perdagangan internasional telah tumbuh lebih dari sebelumnya akibat invasi Rusia ke Ukraina dan gangguan rantai pasokan global, dan pihaknya sedang mengupayakan langkah-langkah untuk menstabilkan pasokan dan permintaan.