Pemerintah Korea Selatan memproyeksikan tingkat inflasi nasional untuk bulan Maret akan meningkat tajam.
Pihaknya mengungkapkan penilaian tersebut pada hari Jumat (01/04) dalam pertemuan para menteri terkait harga konsumen, yang dipimpin oleh Wakil Pertama Menteri Keuangan Lee Eog-weon.
Lee mengatakan bahwa Korea Selatan menghadapi tekanan inflasi akibat kenaikan tajam harga energi dan bahan baku serta gangguan rantai pasokan global akibat perang antara Rusia dan Ukraina. Wakil menteri itu menggambarkan konflik tersebut sebagai "peristiwa angsa hitam" yang mengacu pada kondisi perang yang tidak dapat diprediksi dan kemungkinan terjadinya konsekuensi yang berpotensi serius.
Lee mengatakan bahwa harga konsumen untuk bulan Maret, yang secara langsung akan mencerminkan dampak perang tersebut, akan mengalami peningkatan lebih lanjut.
Pernyataannya menunjukkan bahwa tingkat inflasi untuk bulan Maret, yang akan diumumkan oleh pemerintah pada minggu depan, dapat naik ke kisaran empat persen, setelah bertahan di kisaran pertengahan tiga persen selama beberapa bulan terakhir.
Tentang kemungkinan pemotongan pajak bahan bakar minyak lebih lanjut di tengah melonjaknya harga energi global, Lee mengatakan keputusan terkait akan diumumkan pada minggu depan.
Pemerintah sedang mempertimbangkan untuk memperluas skala pemotongan pajak minyak dari saat ini 20 persen menjadi 30 persen.