Utang Korea Selatan mencatatkan rekor tertinggi baru pada tahun lalu dengan catatan mendekati 2.200 triliun won, sebagaimana pemerintah menerbitkan obligasi negara untuk mendanai pemberian bantuan COVID-19 dan kebutuhan terkait lainnya.
Pemerintah Korea Selatan pada hari Selasa (05/04) mengadakan rapat kabinet dan meninjau laporan realisasi anggaran nasional untuk tahun fiskal 2021, termasuk penilaian utang nasional.
Utang Korea Selatan mencapai 2.196,4 triliun won pada tahun 2021, naik 10,8 persen dari tahun 2020.
Neraca fiskal konsolidasi, atau selisih antara total pendapatan dan belanja pemerintah, tumbuh 14 persen menjadi sekitar 818 triliun won, setelah pemerintah secara aktif menerbitkan obligasi negara dalam proses menyusun dua anggaran tambahan.
Liabilitas yang belum dikonfirmasi, termasuk dana pensiun pegawai negeri dan dana pensiun militer, naik sembilan persen menjadi sekitar 1.378 triliun won.
Utang Korea Selatan tersebut lebih besar sekitar 2.057 triliun won dibandingkan jumlah produk domestik bruto (PDB) yang dibukukan pada tahun lalu.
Utang negara, yang merujuk pada utang pemerintah pusat dan daerah, mencapai 967,2 triliun won pada tahun lalu, naik 120,6 triliun won dibandingkan setahun sebelumnya. Rasio utang nasional terhadap PDB tumbuh 3,2 persen poin menjadi 47 persen.
Neraca fiskal konsolidasi, atau selisih antara total pendapatan dan pengeluaran pemerintah, mencatatkan defisit 30,4 triliun won. Pengeluaran sebesar 600,9 triliun won melampaui pendapatan yang tercatat sebesar 570,5 triliun won.
Laporan realisasi anggaran akan diserahkan ke Majelis Nasional pada akhir bulan depan setelah melewati audit dari Dewan Audit dan Inspeksi.