Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan pada hari Selasa (05/04) bahwa pihaknya menanggapi dengan serius klaim Wakil Pertama Direktur Komite Sentral Partai Buruh Korea Utara Kim Yo-jong yang menyebut Korea Utara sebagai 'negara pemilik nuklir' atau 'kekuatan nuklir'.

Di dalam pernyataan yang ditujukan kepada Korea Selatan baru-baru ini, Kim Yo-jong menyebut Korea Utara sebagai 'negara pemilik nuklir'. 

Seorang pejabat Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan bahwa pernyataan Kim Yo-jong yang dibuat di tengah meningkatnya propaganda media Korea Utara yang mengkritik Korea Selatan, dianalisis hal itu menunjukkan sikap keras Korea Utara terhadap Korea Selatan dan secara resmi memvalidasi kritik yang disampaikan media propaganda Korea Utara. 

Ditambahkan pula, pernyataan Kim Yo-jong pada hari Selasa (05/04) ini mengandung pesan yang sama dengan pernyataan tanggal 3 April lalu, yaitu musuh utama Korea Utara adalah perang, dan Korea Selatan dan Korea Utara adalah saudara sebangsa yang tidak boleh berperang. 

Dia juga mengatakan bahwa Korea Selatan berada dalam masa transisi pemerintahan dan berbagai hari peringatan pentinh akan digelar di Korea Utara. Oleh katena itu, pihaknya akan berfokus untuk menangani situasi Semenanjug Korea secara damai. 

Kim Yo-jong dalam pernyataan tanggal 3 April dan pernyataan terpisah dari Jenderal militer Korea Utara Pak Jong Chon mengkritik pernyataan Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook mengenai kemampuan serangan pendahuluan Korea Selatan baru-baru ini, dan mengeluarkan ancaman dengan mengatakan bahwa Korea Selatan dapat menghadapi situasi serius jika mengambil langkah tersebut.

Namun, Kim menurunkan tingkat keseriusan pernyataannya pada hari Selasa (05/04) ini dengan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mengeluarkan satu tembakan pun ke Korea Selatan.