Militer Korea Selatan berencana akan merampungkan pengembangan sistem pertahanan udara Iron Dome Korea Selatan pada 2029 dan akan dikerahkan di lapangan pada 2035 untuk merespons ancaman artileri jarak jauh Korea Utara.
Direktorat Jenderal Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan mengungkapkan kepada wartawan pada hari Minggu (10/04) bahwa Badan Pengembangan Pertahanan (ADD) akan mengembangkan sistem pencegat artileri jarak jauh mulai tahun ini hingga 2024, serta melanjutkan dan menyelesaikan pengembangan sistem pertahanan rudal ketinggian rendah (LAMD) hingga 2029.
Setelah pengembangan diselesaikan pada 2029, sistem pertahanan udara itu kemudian akan ditempatkan di lapangan pada 2035.
Proyek LAMD mengacu pada sistem pencegat untuk melindungi infrastruktur penting dan fasilitas keamanan militer dari ancaman artileri jarak jauh militer Korea Utara.
Sistem pertahanan ini disebut kubah besi (iron dome) ala Korea Selatan karena dikembangkan berdasarkan konsep iron dome yang dioperasikan oleh militer Israel.