Organisasi Riset Makroekonomi ASEAN+3 (AMRO), yang melibatkan negara-negara ASEAN dan Korea Selatan, China, dan Jepang, memperkirakan rasio pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada tahun ini mencapai 3 persen.
Kementerian Strategi dan Keuangan Korea Selatan menyatakan bahwa AMRO memperkirakan rasio pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada tahun ini sebesar 3 persen dan 2,6 persen pada tahun depan, serta rasio kenaikan harga produk tahun ini sebesar 2,9 persen.
Tahun ini, ekonomi regional yang mencakup ASEAN, Korea Selatan, Cina dan Jepang diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,7%, turun 1,2% persen poin dari tahun lalu akibat penyebaran varian Omicron dan kenaikan harga energi yang dipengaruhi oleh perang di Ukraina.
Menurut AMRO, pertumbuhan di Korea Selatan, China dan Singapura sedikit menghadapi stagnasi pada tahun ini, namun sebagian besar negara anggota ASEAN mengalami pertumbuhan cepat berkat pengaktifan ekonomi yang merupakan dampak dari perluasan vaksinasi.
Rasio kenaikan harga produk di kawasan tersebut diperkirakan mencapai 3,5 persen akibat adanya gangguan pasokan bahan baku, pasokan energi dan bahan pangan, serta lainnya.
Ditambahkan pula, perang antara Ukraina dan Rusia yang terus berlanjut menyebabkan kenaikan harga bahan baku dan bahan pangan, serta memperburuk pertumbuhan negara-negara pengimpor energi.
Selain itu, AMRO juga menyebut penyebaran varian virus corona, gangguan rantai pasokan global, dan pengetatan kebijakan moneter AS menjadi faktor risiko.