Sejumlah media propaganda Korea Utara menyebut latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) yang tengah berlangsung sejak tanggal 12 April telah membuat situasi di Semenanjung Korea menjadi ekstrem.
Uriminzokkiri, salah satu media propaganda Korea Utara, dalam sebuah artikel berjudul 'Latihan Serangan ke Korea Utara yang Membuat Situasi Ekstrem' mengkritik latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan AS sebagai tindakan bermain api yang berbahaya dan nekat, sehingga membuat kondisi di Semenanjung Korea menjadi ekstrem.
Terkait latihan Armada Kapal Induk USS Abraham Lincoln dan Angkatan Laut Bela Diri Jepang di Laut Timur, media itu menekankan bahwa hubungan antar-Korea dan situasi di Semenanjung Korea berada dalam fase terburuk akibat kegilaan militan kelompok Yun Seok Yeol yang disebut sebagai kekuatan baru di Korea Selatan.
Dilanjutkannya, permusuhan dan antagonisme, ketidakpercayaan dan konfrontasi telah melewati ambang batas dan bahkan bentrokan yang tidak disengaja pun dapat berubah menjadi situasi yang tidak terduga.
Media lain, Meari, juga menyebut dalam artikel berjudul 'Inti Latihan Perang Agresi yang Tidak Dapat Disembunyikan' bahwa tujuan latihan militer Korea Selatan-AS adalah untuk semakin meningkatkan kemampuan pelaksanaan rencana perang melawan Korea Utara.
Di sisi lain, otoritas militer Korea Selatan dan AS dijadwalkan melakukan latihan pos komando untuk semester pertama tahun ini hingga tanggal 28 April mendatang.
Korea Utara selalu mengeluarkan kritikan keras setiap kali Korea Selatan dan AS melakukan latihan militer gabungan.