Presiden Moon Jae-in meminta kesiapsiagaan militer seksama untuk menghilangkan kekhawatiran akan krisis di Semenanjung Korea yang muncul akhir-akhir ini terkait provokasi Korea Utara, seperti peluncuran rudal balistik antar-benua (ICBM). 

Dalam pertemuan makan siang dengan pejabat tinggi militer di Kantor Kepresidenan Korea Selatan Cheongwadae pada hari Jumat (29/04), Presiden Moon mengatakan terdapat kekhwatiran seperti pada masa awal pemerintahannya yang dapat berlanjut hingga masa transisi pemerintahaan atau awal pemerintahaan baru. 

Menurut Moon, muncul kekhawatiran besar di tengah masyarakat akibat relokasi kantor kepresidenan dan kantor kementerian pertahanan, sehingga perlu menjaga kesiapsiagaan.

Moon mengatakan bahwa tidak terjadi insiden bentrokan militer antara kedua Korea selama lima tahun terakhir, dan ini merupakan kali kedua hal serupa terjadi selain pada masa pemerintahan Roh Moo-hyun. 

Ditambahkan pula, hal itu adalah pencapaian luar biasa dibandingkan pada pemerintahan lalu memiliki risiko pecahnya perang.

Pada 2017, terjadi krisis yang berpotensi perang akibat peluncuran rudal dan uji coba nuklir dan konflik antara Korea Utara dan Amerika Serikat, namun Korea Selatan mengubah fase krisis tersebut menjadi fase dialog dan diplomasi melalui upaya besar. 

Perdamaian ini bisa tercapai berkat kekuatan militer Korea Selatan.

Presiden Moon juga muji peran militer Korea Selatan yang bekerja keras mencegah pandemi COVID-19.   

Menteri Pertahanan Suh Wook menyatakan rasa terima kasih kepada Presiden Moon Jae-in yang telah memberikan dukungan penuh selama 5 tahun terakhir. 

Ketua Kepala Staf Gabungan (JCS) Won In-choul juga mengatakan kekuatan militer Korea Selatan kuat berkat dukungan penuh berupa anggaran dari pemerintah Korea Selatan. 

Ketua Won berjanji akan memenuhi kewajiban dan tugasnya untuk menjaga masyarakat Korea Selatan berdasarkan semangat untuk membuat negara yang tidak dapat digoyahkan oleh siapapun.