Komite Transisi Kepresidenan Korea Selatan menekankan peningkatan persekutuan militer antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, serta peningkatan kemampuan untuk menanggapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Hari Selasa (03/05) kemarin, Tim Transisi Kepresidenan merilis tugas nasional untuk pemerintahan berikutnya.
Di sektor pertahanan, pemerintahan berikutnya berencana akan mengamankan "Sistem 3 Poros Korea Selatan" yang mencakup Kill Chain atau tahapan serangan, sistem pertahanan rudal berlapis, serta hukuman massal dan pembalasan.
Pembentukan komando strategis untuk operasi efektif kekuatan rudal, perang dunia maya dan operasi ruang angkasa, serta penyebaran awal sistem pencegat artileri jarak jauh untuk memperkuat sistem tanggapan artileri jarak jauh Korea Utara juga termasuk dalam agenda nasional.
Selain itu, Tim Transisi Kepresidenan menekankan penguatan kepercayaan dalam aliansi Korea Selatan dan AS, serta memperluas kerja sama keamanan trilateral antara Korea Selatan, AS, dan Jepang.
Pihaknya juga akan mendorong pengalihan kontrol operasi di masa perang (OPCON) dengan stabil, dengan mengamankan kemampuan inti militer Korea Selatan dan kemampuan untuk menanggapi program nuklir dan rudal Korea Utara di tahap awal.
Tim itu akan terus mempertimbangkan dengan hati-hati penempatan tambahan THAAD yang sebelumnya dijanjikan oleh Presiden Terpilih Yoon Suk Yeol dalam kampanye pemilihan umum presiden, mengatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan kondisi keamanan ke depan.