Korea Utara kembali menembakan satu rudal balistik dari wilayah Sunan, Korea Utara, ke Laut Timur pada Rabu (04/05) sekitar pukul 12.03 waktu setempat.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengumumkan bahwa rudal balistik tersebut terbang sekitar 470 km dan mencapai ketinggian 780 km dengan kecepatan Mach 11.
Otoritas intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) kini sedang menganalisis rincian tambahan dari peluncuran tersebut.
Beberapa ahli mengangkat kemungkinan Korea Utara mengurangi jarak terbang rudal yang merupakan bagian dari uji coba ulang rudal balistik antar-benua (ICBM) Hwasong-17 yang gagal di bulan April lalu.
JCS menyampaikan bahwa Ketua Kepala Staf Gabungan Korea Selatan Won In-cheol dan Komandan Pasukan AS di Korea Selatan Paul LaCamera telah mengadakan pertemuan virtual tepat setelah peluncuran rudal balistik Korea Utara.
Menurutnya, keduanya saling berbagi perkembangan situasi saat ini dan kembali mengonfirmasi penguatan postur pertahanan gabungan antara kedua negara.
JCS menetapkan serangkaian penembakan rudal balistik Korea Utara tersebut sebagai tindakan serius yang mengancam perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan internasional, dan merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.
JSC mendesak Pyongyang untuk segera menghentikan provokasinya.
Militer Korea Selatan mengungkapkan akan tetap menjaga postur kesiapsiagaan, dengan memantau pergerakan terkait peluncuran tambahan oleh Korea Utara.