Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Domestik

Mogok Kerja Pengemudi Truk Korsel Akibatkan Kerugian di Berbagai Industri

Write: 2022-06-13 16:14:38Update: 2022-06-13 17:21:46

Mogok Kerja Pengemudi Truk Korsel Akibatkan Kerugian di Berbagai Industri

Photo : YONHAP News

Mogok kerja serikat pengemudi truk di Korea Selatan yang terus berlanjut selama seminggu, menimbulkan kerugian di berbagai industri, termasuk industri besi, semen, otomotif, dan petrokimia. 

POSCO menyatakan bahwa setelah pengemudi truk melakukan aksi mogok kerja, pihaknya mengalami kendala pengiriman 20 ribu ton produk setiap harinya, yang kemudian harus disimpan di gudang dan pabrik. Ditambahkannya, situasi ini telah mencapai batasnya, sehingga pihaknya memutuskan menghentikan kegiatan operasional pabrik mulai Senin (13/06) pukul 07.00. 

Pabrik Hyundai Steel di Pohang juga mengalami kendala sebagaimana pihaknya tidak dapat mengirimkan sembilan ribu ton produk setiap harinya akibat aksi mogok kerja tersebut. 

Bisnis semen pun mengalami penurunan pengiriman sekitar 5 hingga 10 persen dibandingkan dengan hari-hari biasa. 

Oleh sebab itu, terdapat kekhawatiran akan kemungkinan tertundanya konstruksi di lokasi-lokasi pembangunan karena pasokan semen dan besi baja yang terus tertunda selama seminggu. 

Hyundai Motor Company dilaporkan mengalami gangguan produksi ribuan unit mobil pada pekan lalu, sementara beberapa perusahaan minuman juga mengalami kesulitan dalam pengangkutan. 

Selain itu, mulai pekan ini, beberapa perusahaan produk petrokimia berencana akan memangkas jumlah produksi. 

Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Sumber Energi Korea Selatan mengumumkan kerugian sebesar 1 triliun 586,8 miliar won akibat gangguan produksi, pengiriman dan ekspor dalam periode tanggal 7 hingga 12 Juni.

Industri besi baja mengalami kerugian tersebsar senilai 697,5 miliar won, disusul oleh industri petrokimia sebesar 500 miliar won, dan industri otomotif senilai 257,1 miliar won. 

Pemerintah dan serikat pengemudi truk telah mengadakan serangkaian negosiasi pada akhir pekan lalu, namun gagal mencapai kesepakatan mengenai upah yang lebih tinggi dan perpanjangan Sistem Tarif Pengangkutan Truk Aman yang ditutut oleh para pengemudi truk. 

Namun, kedua pihak menyatakan masih terbuka untuk berdialog, mengatakan pihaknya berencana akan terus melanjutkan pembicaraan.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >