Komisi Jasa Keuangan (FSC) Korea Selatan mengumumkan pihaknya telah menggelar rapat untuk memeriksa kondisi keuangan dalam dan luar negeri.
Dalam pertemuan tersebut, para peserta menilai volatilitas pasar keuangan domestik dan luar negeri meningkat secara signifikan seiring dengan meningkatnya kewaspadaan terhadap kebijakan pengetatan moneter negara-negara maju.
Wakil Ketua FSC Kim So-young mengatakan bahwa inflasi yang tinggi terus berlangsung dan terdapat risiko eksternal, seperti perubahaan kebijakan pengetatan moneter dari negara-negara maju dan risiko geopolitik termasuk perang di Ukraina juga semakin membesar, sehingga diperlukan pemeriksaan dan pemantauan situasi secara seksama.
Bank Sentral Korea (BOK) juga menggelar ' Rapat Pemeriksaan Situasi Pasar Darurat' pada pagi hari ini, yang dipimpin oleh Wakil Gubernur BOK untuk mengkaji dampak dari perubahan terkini kondisi pasar keuangan internasional terhadap pasar keuangan domestik.
Wakil Gubernur BOK Lee Seung-heon mengatakan bahwa di pasar keuangan internasional, suku bunga naik tajam selama dua hari berturut-turut, harga saham turun tajam, dan dolar AS menguat. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran bahwa The Fed AS akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dari perkiraan.
Ditambahkannya, sebagaimana volatilitas diperkirakan akan meningkat secara signifikan di pasar keuangan domestik, maka pihaknya akan memantau dengan cermat situasi pasar di masa depan dan secara aktif mengupayakan stabilisasi pasar jika diperlukan.