Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) dan KOSDAQ, yang didominasi saham perusahaan-perusahaan teknologi, mengalami penurunan drastis, mencatatkan yang terendah selama dua hari berturut-turut.
KOSPI pada hari Selasa (14/06) ditutup di level 2.492,97, turun 11,54 poin atau 0,46 persen dibandingkan pada penutupan hari sebelumnya.
Penurunan KOSPI ke bawah level 2.500 merupakan yang peratam kalinya dalam 1 tahun 7 bulan sejak bulan November 2020.
KOSDAQ juga turun 5,19 poin atau 0,63 persen, ditutup di level 823,58.
Sementara itu, indeks harga konsumen Amerika Serikat pada pekan lalu tercatat paling tinggi dalam 41 tahun, dan terdapat kekhwatiran kemungkinan kenaikan suku bunga acuan yang lebih tinggi daripada 0,75 persen yang diperkirakan. Akibatnya, hal tersebut berpengaruh negatif terhadap sentimen investasi.
Di pasar valuta asing, nilai tukar mata uang won terhadap dolar Amerika pada hari Selasa (14/06) ditutup di 1.286,4 won per dolar.
Komisi Layanan Keuangan mengadakan rapat dan menghimbau evaluasi unsur risiko, khususnya volatilitas di pasar keuangan.
Bank Sentral Korea (BOK) juga menyatakan pihaknya akan mengambil langkah untuk menstabilkan pasar keuangan dengan memantau secara cermat situasi pasar ke depan.
Kementerian Strategi dan Keuangan dilaporkan mengadakan rapat manajemen ekonomi darurat ke-11 dan menyerukan penguatan sistem kerja sama setiap kementerian.