Subvarian Omicron BA.5 yang memiliki daya penyebaran tinggi terdeteksi pada 70 persen kasus penularan dari luar negeri.
Otoritas kesehatan Korea Selatan menyatakan pada hari Selasa (12/07) bahwa rasio kasus varian Omicron pada pekan pertama bulan Juli mencapai 100 persen, baik pada kasus penularan lokal maupun kasus penularan dari luar negeri.
Di antara kasus-kasus penularan lokal, sebesar 40,3 persen dilaporkan merupakan kasus varian Omicron BA.2.3, dan 24,1 persen kasus BA.2, serta 23,7 persen kasus BA.5.
Namun, sebanyak 70 persen kasus penularan dari luar negeri merupakan kasus BA.5, sehingga rasionya mengalami kenaikan tajam dibandingkan pekan sebelumnya.
BA.5 memiliki daya penyebaran tinggi dan memiliki kemampuan menghindari kekebalan yang terbentuk dari vaksin dan infeksi. Dengan demikian, apabila varian BA.5 menjadi varian yang dominan dalam kasus penyebaran COVID-19 di Korea Selatan, maka diperkirakan banyak kasus terobosan (breakthrough infection) akan terjadi.
Menurut otoritas kesehatan, kasus terobosan per tanggal 3 Juli mencapai 73.821 kasus atau 0,406 persen.
Di antaranya, sebanyak 99,9% persen terkena penularan kedua dan 0,1 persen penularan untuk ketiga kalinya.
Kasus serupa semakin meningkat, sebagaimana pada pekan pertama bulan Mei hanya tercatat 0,59 persen, kemudian meningkat menjadi 1,22 persen pada pekan pertama bulan Juni, dan melonjak menjadi 2,94 persen pada minggu keempat bulan Juni, serta 2,87 persen pada pekan kelima bulan Juni.
Otoritas kesehatan mendefinisikan kasus terobosan sebagai kasus di mana seseorang kembali dikonfirmasi positif COVID-19 melalui tes PCR atau rapid tes antigen setelah 45 hari sejak dikonfirmasi positif untuk pertama kalinya.