Per akhir bulan Mei tahun ini, defisit fiskal Korea Selatan telah melampaui 70 triliun won akibat anggaran tambahan gelombang kedua terkait pandemi COVID-19. 

Menurut laporan keuangan pada Juli yang dirilis oleh Kementerian Keuangan Korea Selatan pada Kamis (14/07), Korea Selatan mencatatkan defisit sebesar 71,2 triliun won dalam neraca keuangan dan fiskal terkelola pada periode Januari hingga Mei tahun ini. 

Jumlah defisit tersebut mengalami kenaikan 22,7 triliun won dibandingkan setahun sebelumnya, dan bahkan meningkat dua kali lipat dari sebulan lalu yang mencatatkan sebesar 37,9 triliun won. 

Neraca keuangan dan fiskal terkelola adalah indeks yang menunjukkan status keuangan aktual pemerintah dengan mengurangi empat jenis dana proteksi utama, termasuk Pensiun Nasional, dari jumlah fiskal terintegrasi, yang didapat dari total pendapatan dikurangi total pengeluaran.

Seorang pejabat pemerintah menerangkan bahwa peningkatan difisit tersebut dipengaruhi oleh pengeluaran untuk proyek anggaran tambahan gelombang kedua, termasuk dana bantuan bagi pengusaha kecil yang mengalami kerugian akibat pandemi COVID-19 sebesar 23 triliun won. 

Diperkirakan defisit fiskal Korea Selatan akan meningkat hingga 110,8 triliun won.