Nilai tukar mata uang won Korea terhadap dolar AS pada hari Jumat (15/07) melampaui 1.320 won untuk pertama kalinya dalam 13 tahun 2 bulan.
Di pasar valuta asing Seoul pada hari Jumat (15/07) pagi, nilai tukar mata uang won terhadap dolar AS sempat naik hingga 1.324,50 untuk pertama kali sejak bulan April 2009.
Hal tersebut disebabkan oleh kekhwatiran Amerika Serikat akan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dan lebih besar untuk menstabilkan harga konsumen yang semakin meroket, sehingga diperkirakan dolar AS akan semakin menguat.
Oleh karena itu pula, harga konsumen naik sebesar 6 persen dibandingkan satu tahun sebelumnya, dengan rasio kenaikan tertinggi sejak November 1998.
Namun demikian, banyak pihak yang menganalisis bahwa efek peningkatan ekspor yang disertai penurunan nilai won tidak akan banyak sebagaimana mata uang negara lain pun melemah.
Apabila pelemahan nilai tukar mata uang won terhadap dolar AS tidak mereda, maka tekanan untuk menaikkan suku bunga acuan akan meningkat.
Apabila suku bunga acuan AS pada akhir bulan ini lebih tinggi daripada suku bunga acuan Korea Selatan, maka tekanan depresiasi won semakin meningkat. Dengan demikian, terdapat kemungkinan dana investor asing akan mengalir keluar untuk mengejar tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan nilai won akan turun tajam.
Akibat melemahnya nilai mata uang won, kenaikan harga impor juga dapat memicu kenaikan harga di dalam negeri.
Ekonomi riil Korea Selatan kini menghadapi kemungkinan kondisi darurat akibat nilai tukar mata uang yang tinggi, harga konsumen yang tinggi, serta suku bunga acuan yang tinggi.
Banyak pihak mengkhwatirkan kemerosotan konsumsi swasta akibat harga konsumen yang tinggi di tengah stagnasi peningkatan ekspor.