Rata-rata angka harapan hidup masyarakat Korea Selatan meningkat menjadi 83,5 tahun, tiga tahun lebih lama dibandingkan rata-rata angka harapan hidup di kelompok negara-negara maju. 

Kementerian Kesehatan Korea Selatan pada hari Selasa (26/07) mengumumkan hasil analisis berdasarkan statistik kesehatan 2022 yang dikumpulkan oleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). 

Data tersebut menujukkan bahwa angka harapan hidup masyarakat Korea Selatan hanya selisih 1,2 tahun dengan Jepang yang memiliki angka harapan hidup terpanjang, yaitu 84,7 tahun. 

Selain itu, data tersebut menunjukkan rata-rata warga Korea Selatan mengunjungi dokter sebanyak 14,7 kali dalam setahun, merupakan yang tertinggi di antara negara-negara anggota OECD, namun jumlah tenaga kerja profesional di bidang perawatan kesehatan di Korea Selatan berada di bawah angka rata-rata.

Korea Selatan mencatatkan jumlah kematian akibat bunuh diri yang tertinggi di antara negara-negara anggota OECD, dengan catatan lebih dari 25,4 per 100 ribu orang pada 2019. 

Meskipun terus menunjukkan tren penurunan selama 10 tahun terakhir, namun angka terbaru lebih dari dua kali lipat dibandingkan rata-rata di negara OECD lainnya.

Selain itu, tingkat merokok dan konsumsi minuman beralkohol, yang merupakan faktor risiko kesehatan, telah menurun selama satu dekade terakhir, tetapi tingkat obesitas di antara warga berusia 15 tahun ke atas terus meningkat dari sebelumnya hingga mencapai lebih dari 30 persen pada 2010 dan meningkat menjadi 37,8 persen pada 2020. 

Namun demikian, besaran peningkatan tersebut berada di urutan kedua terendah setelah Jepang.

Sementara itu, jumlah ketersediaan tempat tidur di rumah sakit di Korea Selatan adalah yang paling banyak dibandingkan negara-negara OECD, yaitu 12,7 per seribu orang.