Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Indonesia Joko Widodo di Seoul pada hari Kamis (28/07).
Ini merupakan kunjungan kepala negara ASEAN pertama sejak Presiden Yoon menjabat.
Presiden Yoon menyebut pertemuan ini bermakna sebagai momen penting ke arah tujuan diplomasi pemerintah Korea Selatan yang baru terhadap ASEAN.
Dia berharap Korea Selatan dan Indonesia dapat meningkatkan kerja sama secara substansial dan akan melakukan diskusi mendalam untuk menyelesaikan berbagai kepentingan internasional.
Dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) tersebut, keduanya juga membahas mengenai kerja sama keamanan ekonomi, termasuk rantai pasokan sumber daya mineral.
Terkait hal itu, keduanya sepakat membangun aliansi strategis dengan sumber daya Indonesia, seperti nikel, dan kendaraan listrik serta teknologi baterai Korea Selatan.
Adapun, kedua pemimpin negara juga sepakat untuk merevisi Nota Kesepahaman (MoU) untuk meningkatkan peluang perusahaan-perusahaan Korea Selatan dalam proyek pembangunan ibu kota Indonesia yang baru senilai 40 triliun won.
Selain itu, Presiden Yoon dan Presiden Joko Widodo juga sepakat untuk melanjutkan kerja sama terkait tunggakan pembayaran Indonesia untuk biaya program pengembangan jet tempur bersama antara Korea Selatan dan Indonesia sebesar 800 miliar won.
Keduanya dilaporkan juga membahas metode pembayaran dari Indonesia dalam bentuk minyak sawit.
Presiden Yoon mengatakan kedua pihak juga telah kembali menyatakan komitmen untuk meneruskan kerja sama agar proyek pengembangan jet tempur generasi berikutnya itu dapat diselesaikan dengan lancar.
Kantor Kepresidenan di Seoul menyampaikan bahwa sejalan dengan pelaksanaan KTT antara Korea Selatan dan Indonesia kali ini, pemerintah Korea Selatan akan semakin mempererat kerja sama dengan ASEAN, yang merupakan pilar utama strategi Korea Selatan di Indo-Pasifik.