Pemerintah Korea Selatan, yang tidak segera mengeluarkan tanggapan atas peringatan keras yang dibuat oleh Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, akhirnya membuat pernyataan dan menyatakan penyesalan mendalam akan hal tersebut pada hari Kamis (28/07) kemarin.
Pemerintah menekankan bahwa pihaknya tetap menjaga postur kesiapsiagaan untuk mengambil langkah keras dan efektif terhadap provokasi apapun dari Korea Utara.
Militer Korea Selatan menyatakan bahwa ancaman Kim Jong-un bukan hal baru, namun ancaman rudal dan nuklir Korea Utara semakin meningkat.
Ditambahkan pula, yang terpenitng adalah memperkuat kesiapsiagaan pertahanan gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, serta mengembangkan kemampuan pencegahaan ancaman Korea Utara melalui sistem tiga poros.
Otoritas militer Korea Selatan dan AS akan melakukan latihan militer gabungan mulai bulan depan, termasuk latihan militer skala besar di lapangan yang sempat dihentikan sejak tahun 2018.
Latihan tersebut digelar untuk menghadapi ancaman Korea Utara, namun terdapat kemungkinan Korea Utara akan mempermasalahkan latihan tersebut dan menggunakannya sebagai alasan untuk melakukan provokasi, seperti peluncuran rudal balistik jarak pendek atau menengah.
Akibat peringatan Kim Jong-un itu, diperkirakan situasi di Semenanjung Korea tidak akan segera terselesaikan untuk sementara waktu.