Dinas pendidikan dan orang tua murid di Korea Selatan memprotes keras kebijakan pemerintah untuk mempercepat batas usia masuk sekolah dari enam tahun menjadi lima tahun.
Pihaknya mengklaim kebijakan tersebut malah akan meningkatkan kesenjangan pendidikan karena malah mendorong peningkatan pendidikan swasta.
Seorang ibu yang memiliki seorang putri yang lahir di bulan Januari 2019 mengkhawatirkan perubahan kebijakan tersebut, mengingat putrinya harus masuk ke sekolah dasar tiga tahun kemudian dan masih banyak hal yang harus dia ajarkan sebelum putrinya bersekolah, seperti belajar huruf Korea serta latihan untuk buang air kecil dan besar sendiri.
Seorang ibu lain yang membesarkan seorang putra kelahiran bulan Maret 2021 juga merasa bingung dengan pengumuman pemerintah tersebut.
Sejumlah 40 dinas pendidikan bersama para orang tua murid menuntut pencabutan kebijakan tersebut sebagaimana kebijakan itu tidak mempertimbangkan tahapan pertumbuhan anak usia lima tahun dan belum tercapai kesepakatan di dunia pendidikan terkait kebijakan itu.
Ditambahkan pula, kebijakan ini malah mendorong pertumbuhan pasar pendidikan swasta dan persaingan, serta menghancurkan sistem pendidikan dan pengasuhan anak usia lima tahun.
Dilaporkan bahwa sebesar 95 persen guru Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas menolak revisi sistem pendidikan ini.
Sementara itu, di antara 38 negara anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), hanya empat negara termasuk Inggris dan Australia, yang menerapkan usia sekolah mulai lima tahun.