Sebuah koalisi yang terdiri dari 45 kelompok orang tua murid dan lembaga pendidikan bersama sejumlah 40 anggota parlemen dari kubu oposisi mengadakan diskusi di parlemen pada Kamis (04/08), dan mendesak pemerintah untuk membatalkan rencana menurunkan usia masuk sekolah menjadi 5 tahun.
Seorang peneliti senior di Lembaga Kebijakan Pengasuhan Anak menunjukkan bahwa klaim pemerintah untuk mengurangi beban biaya pendidikan melalui revisi sistem sekolah tidak memadai, sebagaimana masalah beban biaya pendidikan terjadi akibat beban biaya pendidikan swasta dan bukan akibat kesenjangan pendidikan negeri.
Dia menegaskan bahwa anak-anak berusia 5 tahun secara intelektual belum siap untuk pendidikan serupa dan perubahan itu akan meningkatkan kesulitan serta kekhawatiran orang tua.
Kepala perhimpunan profesor untuk pelatihan guru bagi anak usia dini juga menyatakan protes, menyebut rencana itu sebagai reformasi sistem pendidikan yang tidak masuk akal dan hanya mengikuti alasan ekonomi, bukan didasarkan pada karakteristik perkembangan anak usia lima tahun.
Ketua kelompok orang tua murid pun meminta pemerintah untuk meninjau dengan cermat sumber kekhawatiran para orang tua dan mendengarkan langsung pandangan praktisi pendidikan.
Sebagai tanggapannya, seorang pejabat senior di Kementerian Pendidikan, Chang Hong-jae, mengatakan bahwa kebijakan tersebut merupakan usulan untuk mewujudkan tujuan sistem tanggung jawab pendidikan nasional dan untuk memulai diskusi sosial. Ditambahkannya, pemerintah akan berupaya menampung berbagai opini dan solusi aternatif.