Empat puluh dua negara termasuk Korea Selatan, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Inggris merilis pernyataan bersama untuk mengkritik Rusia yang menguasai Kompleks Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina, dan mendesak Rusia untuk mengembalikan hak pengelolaan pembangkit listrik tersebut.
Dalam pernyataan bersama itu, pihaknya menyerukan penarikan personel militer Rusia dari wilayah Kompleks PLTN Zaporizhzhia dan sekitarnya.
Ditekankan juga bahwa para petugas pengelola PLTN yang sah harus dapat melaksanakan tugas mereka tanpa ancaman dari luar ataupun gangguan di dalam perbatasan Ukraina yang diakui secara internasional.
Ditambahkan pula, penempatan militer dan senjata Rusia di fasilitas nuklir tidak dapat diterima sebagaimana tindakan itu melanggar aturan yang dijanjikan oleh negara-negara anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Negara-negara tersebut mengutuk keras tindakan Rusia yang menyalahgunakan disinformasi untuk membenarkan kesalahannya dan mempeingatkan Rusia untuk bertanggung jawab atas segala tindakan ilegalnya.
Pada awal Maret lalu, Rusia menguasai kompleks PLTN Zaporizhzhia dan menempatkan personel militer dan senjata Rusia di dalam kompleks tersebut.
Saat ini, sejumlah insinyur dari perusahaan energi nasional Rusia, Rosatom, mengambil bagian dalam pengelolaan PLTN Zaporizhzhia.
Akhir-akhir ini terjadi baku tembak sengit antara pasukan militer Ukraina dan Rusia di sekitar PLTN Zaporizhzhia, sehingga banyak pihak yang mengkhwatirkan kebocoran bahan nuklir, namun sebaliknya Rusia mengklaim tanggung jawab berada di tangan Ukraina.